“Oleh-oleh” dari BBW 2016

 

loading-wolf3Hahahaha…. pertama kali nih.. bikin post yang ga ada hubungannya dengan review buku…

Meskipun masih ada hubungannya dengan buku juga sih. Kali ini mau ngomongin hasil “rampokan” dari Big Bad Wolf atau yang lebih dikenal dengan singkatannya BBW yang diadakan akhir bulan lalu sampai dengan awal bulan ini.

Kenapa baru bikin post-nya sekarang..hehehe… semua karena beberapa buku baru datang ke alamat saya. 😀

Meskipun saya sendiri nggak berhasil datang kesana. beruntunglah ada ibu-ibu peri tak bersayap tak bertongkat sihir yang naik uber dan KRL menempuh lautan massa, yang bersedia saya repotkan. Makasih banyak buat Ren Puspita dan Cypress Ruby.

IMG_20160525_085115

Private: India, Invisible dan Private: Down Under

Titipan yang didapat Ren waktu itu, beruntung berdasar wishlist yang sudah aku buat sebelumnya, aku pikirkan matang-matang setengah gosong, sambil bertapa dan memilah mana yang saya butuhkan lebih dulu dan yang bisa dibeli lain kali. Tapi, alhasil mendapatkan judul buku yang sedikit, wishlist saya pun ternyata sama panjangnya dengan yang sebelumnya alias tidak ada gunanya. hahaha…

James Patterson adalah penulis yang berada dalam wishlist tetap saya. Makanya, saat dikabari bahwa ada dua buku (Private: India dan Private: Down Under) yang dipamerkan (dan dijual tentu saja) makanya tanpa pikir panjang (meski pada kenyataannya impulse neuron menempuh perjalanan panjang) untuk mengatakan iya. Invisible juga kebetulan muncul di foto yang dikirimkan dan langsung semangat untuk berkata iya. :))

IMG_20160525_090318

The Watersong #3: Tidal dan #4: Elegy

Buku selanjutnya adalah Tidal dan Elegy karya Amanda Hocking. Buku yang berkisah tentang kehidupan Syren (bukan Si Ren). Memasukkan buku ini ke wishlist adalah sebuah keterpaksaan. Saya mendapatkan buku #1 Wake dan #2 Lullaby dengan harga yang lebih murah. Hasil berbelanja di Peri+ di bagian bargain book #tetep. karena buku satu dan dua dari seri The Watersong ini sudah ditangan, maka saya putuskan untuk mencoba peruntungan dengan memasukkan buku lanjutannya di wishlist saya. Tanpa harapan sama sekali, dan ketika ada kabar bahwa buku tersebut ada. Cerahlah hari saya, tidak perlu lagi berburu lagi dari website ke website (karena mustahil mendapatkan buku ini di toko buku yang ada di kotaku tertjintah).

Oke… lanjut!! >.<

Buku selanjutnya..

Sand karya Hugh Howey. Buku, seperti halnya Wool yang merupakan omnibus dan sudah diterbitkan di Indonesia, entah untuk buku akan diterbitkan atau tidak. Saya sendiri tidak menyadari adanya buku ini ada di tumpukan foto yang diambil dan dikirim Cypress Ruby saat berada di TKP, saat itulah (drum roll please….) Mas Puji datang bercelana boxer dengan cilok dan kopinya, menyelamatkan keadaan dan saya pun memutuskan untuk turut membelinya juga. 😀

Unsouled karya Neil Shusterman. Buku ketiga dari seri Unwind. Buku yang nggak terbersit untuk dibeli. Niat itu muncul ketika foto itu muncul. Kebetulan Unwind sendiri sudah dibaca sejak beberapa tahun yang lalu..tahun yang lalu… tahun yang lalu… (echo) dan Unwholly yang baru terbit beberapa minggu yang lalu…minggu yang lalu…minggu yang lalu…(masih dengan efek echo) yang bahkan belum tersentuh….dan entah Undivided kapan munculnya…(atau semua itu imaji semata).

The Creeps (Samuel Johnson vs. The Devils #3). Ini Racun!! Racun yang ditebarkan para penghuni group…hahahaha…sebenarnya buku satupun masih dalam kondisi segel. Seperti baru, buku kedua dapat murah di bargain booknya Peri+ meskipun versi yang berbeda (dan judul yang berbeda, Hell’s Bell) dan karena itulah saya meminta tolong untuk memasukkan buku ini ke keranjang belanjaan.

Starring Tracy Beaker dan Biscuit Barrel, Jacqualine Wilson. Tentu saja, seperti buku lainnya untuk menambah koleksi Jacqualine Wilson saya yang entah sudah dapat berapa banyak (atau dobel) karena dia salah satu penulis yang bukunya saya kumpulkan tapi belum sempat untuk mendata. 😀 Waktu itu ada boxsetnya juga yang berisi sekitar 10 judul. Tapi karena beberapa judul sudah diterjemahkan dan sudah punya, makanya saya beli yang lepasan saja. (Alasan sempurna untuk berbohong dan berkata kalau duit sudah mepet)

IMG_20160525_084010

Fantasy & Science Fiction, Volume Two.

Pertama kali lihat, di timeline Mbak Truly yang LPM hasil jarahannya ketika datang kesana.

Sambil menyikat dan mengepel lantai yang banjir dengan iler berkepanjangan, saya pun memasukkan buku ini ke daftar titipan meski hanya satu nama yang saya kenal disana, Stephen King, mudah-mudahan buku ini tidak meracuni saya untuk membaca karya penulis lainnya yang ada disini. Sayangnya, hanya ada buku keduanya. Semua sesuai dengan takdir Tuhan. Mungkin saya belum berjodoh dengan buku pertamanya.

This slideshow requires JavaScript.

The First Dragon karya James A. Owen. Buku yang katanya tinggal satu ini masuk ke dalam wishlist abadi saya. Buku pertamanya sendiri sudah terbit di Indonesia. Here, There Be Dragons  diterbitkan oleh Penerbit Matahati sebelum mereka meninggalkan dunia penerbitan Indonesia. The First Dragon merupakan buku ke-tujuh dalam seri The Chronicles of Imaginarium Geographica, dan merupakan buku pamungkas seri tersebut. Selain buku ini, kebetulan saya juga mempunyai buku #3 The Indigo King dan The Shadow Dragons #4 yang saya beli di Yusuf Agency, Yogyakarta seharga Rp30.000,- per buku. Used, but worthed it. Dan dengan semua itu pencarian saya masih berlanjut untuk mendapatkan 3 buku lainnya #2 The Search for the Red Dragon, #5 The Dragon’s Apprentice, dan #6 The Dragons of Winter. Oleh karena itu, doakan saya yaaa….. (a la pemain Benten Takeshi)

Michael Vey karya Richard Paul Evans. Satu buku yang berisi dua volume sekaligus, The Prisoner of Cell 25 (#1) dan Rise of the Elgen (#2). Siapa yang bisa menolak dua buku dengan satu harga, atau setidaknya bukan saya 🙂 Berkisah tentang seorang anak pengidap Tourette’s syndrome yang ternyata memiliki kekuatan yang luar biasa.

The Bane Chronicles adalah buku yang masuk mendadak di wishlist saya. Kebetulan saya mempunyai TMI dan TID, dan sebagai salah satu penggemar seri ini. Kurang lengkap rasanya kalau tidak membeli buku ini, buku yang masuk ke Indonesia dengan harga yang lebih murah dari buku terjemahan sekarang ini. Sebelumnya tidak terpikir untuk membeli buku ini, dan bahkan tidak tahu. Tapi sifat kepo-akut saya yang suka menjelajahi tautan referensi yang ada di sebuah halaman, dari website BBW akhirnya membawa saya ke website sponsor event ini yang notabene adalah toko buku online yang berada di Malaysia sana dan menemukan buku ini terpampang disana bersama-sama dengan First Dragon dan Michael Vey di atas.

The Song of the Quarkbeast karya Jasper Fforde. Buku pertamanya sendiri sudah diterbitkan di Indonesia dan kebetulan saya suka sama ceritanya yang ringan dan beberapa nilai moral yang ditanamkan. Tetapi saat saya bertanya kapan buku selanjutnya dan mendapat jawaban “diamati” saat itulah saya berjanji pada diri saya sendiri akan mencari buku selanjutnya. XD

The Gift karya James Patterson. Alasannya sederhana, di rak buku saya yang ada massproduct dan yang ini kebetulan hardcopy. sesederhana itu alasan saya untuk membeli buku dari penulis favorit saya.

The Well of Ascension (Mistborn #2), The Hero of Ages (Mistborn #3) dan A Memory of Light (The Wheel of Time #14) merupakan tiga karya yang ditulis oleh Brandon Sanderson. Istri mendiang penulis The Wheel of Time, Harriet McDougal sekaligus editornya dan Tom Doherty, menunjuk Brandon Sanderson (Penulis Elantris dan Mistborn) melalui TOR untuk melanjutkan kisah yang ditulis oleh Robert Jordan yang meninggal pada saat penulisan buku kedua belas seri ini sekaligus buku terakhir. Akan Tetapi, dengan material yang ditinggalkan oleh Robert Jordan akhirnya mereka memutuskan untuk membagi tiga cerita tersebut dan kesemuanya akan diberi judul yang sama, A Memory of Light. Kemudian rencana itupun dibatalkan dan mereka memutuskan untuk memberikan judul yang berbeda untuk tiga buku terakhirnya, yaitu: The Gathering Storm (terbit 27 Oktober 2009), Towers of Midnight (terbit 2 November 2010), and A Memory of Light (terbit 8 Januari 2013).

Mistborn sendiri sebenarnya trilogi dari trilogi. Trilogi Pertama yaitu The Final Empire, The Well of Ascension dan The Ages of Hero. Seri Wax and Wayne sendiri merupakan kisah transisi dari trilogi pertama ke trilogi kedua. Berikut kutipan dari wikipedia (dalam bahasa inggris)

The original trilogy is the first in what Sanderson calls a “trilogy of trilogies.” The original second trilogy was to be set in an urban setting, featuring modern technology, and the third trilogy was to be a science fiction series, set in the far future. Mistborn: The Alloy of Law was set to be a transitional book between the original trilogy and the second trilogy. However, it turned into a fourth series, this time of four books. Sanderson’s announcement on August 1, 2012 to write a sequel to Mistborn: The Alloy of Law, titled Mistborn: Shadows of Self, published October 6, 2015, meant Mistborn: The Alloy of Law would not stay a stand-alone novel. However, the series will not take the place of the originally-planned second Mistborn trilogy, but will instead become a spinoff series, with a third book confirmed as Mistborn: The Bands of Mourning and the fourth book under the working title of Mistborn: The Lost Metal.

There is not a scheduled release date for the contemporary trilogy or the science fiction trilogy.

 (Aoyama Gosho dapat saingan sepertinya)

Lanjut lagiiiiii……………………….

Henderson’s Boys: One Shot Kill, Secret Army dan Grey Wolves karya Robert Muchamore. Buku yang saya titip dadakan ketika melihat judul tersebut dari foto yang dikirim. Buku yang akan saya gunakan untuk menemani The Escape dari seri yang sama, yang lagi-lagi saya beli di bargain book-nya Peri+. Lumayan bisa mencoret tiga dari enam judul yang kurang.

Artemis Fowl and the Last Guardian karya Eoin Colfer. No Reason. Karena penerbit yang menerbitkan seri ini di Indonesia tidak jelas apakah akan meneruskan seri ini atau tidak. Semua masih dalam terawangan, sepertinya.

Earthfall karya Mark Walden. Ini Racun!!! Salahkan Cypress Ruby yang dengan sengaja memamerkan buku ini kepada saya dan dengan sengaja membawanya dengan caption “bawa sajalah siapa tahu berubah pikiran” kata suara hatinya. Buku Mark Walden sendiri yang sudah terbit di Indonesia adalah H.I.V.E. #1-#3. Buku yang berhasil membuat saya terkatung-katung. Baik dari segi cerita dan dari segi harapan saya sebagai pembaca yang terpesona dengan ceritanya. Karena alasan itulah dan informasi dari Goodreads bahwa buku ini buku pertama. Akhirnya racun itu berhasil menginduksi otak saya untuk menyerah kalah. Untuk buku keduanya sendiri sudah terbit dengan judul Retribution pada tahun 2014 dan buku ketiganya yang diharapkan akan terbit pada tahun 2017

Speaker of the Dead, Children of the Mind dan Xenocide karya Orson Scott Card. Jujur, pada waktu IBF kemarin saya melihat Rifda Jilan Sy dan Gita Savitri Putri ‘memberitahukan’ bahwa mereka membeli buku ini, saya agak sedikit iri XD (Tidak pernah bilang sama mereka..dan disini saya tulis). Buku yang merupakan kelanjutan dari Ender’s Game yang sudah dibuat filmnya dan membuat saya penasaran akan kelanjutan kisah perjalanan Ender, meskipun hasil ‘penggalian’ ilegal membuat saya memiliki ebook dan audiobook-nya, dan sampai sekarang belum saya jamah karena saya tetap lebih memilih untuk memegang buku secara langsung.

Alex Rider series karya Anthony Horowitz yang terdiri dari:

Seri ini sudah lama menjadi incaran. Kebetulan di BookBos sebuah penjual buku bekas yang menitipkan bukunya di beberapa tempat. Saya sering menjumpai seri ini, saya pegang dan saya kumpulkan, meskipun pada akhirnya saya kembalikan karena yang ada dalam benak saya bahwa akan sulit untuk melengkapi seri ini. Tampak seperti hal yang mustahil kan? Saya mengembalikan buku yang sudah dipegang, dikumpulkan (waktu itu hanya ada 4 judul) dan kemudian dikembalikan lagi ketempatnya XD. Tapi, beruntunglah saya, tak disangka saya menemukan buku ini di BBW. Kala itu, kurang buku #1, #4 dan #9. Sedikit sedih karena nasibnya bakalan sama saja, yaitu mencari sisanya di toko buku. Apalagi kali pertama saya dikirimi foto titipan tampak punggung bukunya yang membentuk judul seri ini, kalau saya salah beli versi buku ini. sudah pasti hal itu hanyalah mimpi. Tak disangka Si Adik mengajaknya balik ke BBW untuk beli buku (yang ternyata malah tidak ada) dan di waktu itulah Peri tak bersayap tak bertongkat tapi berkartu kredit itu menemukan tiga buku lainnya……dan buku lainnya juga. Saya terharu… Terima kasih, Mamak.


Oke…saya sudah lama jadi tukang titip ke orang lain, dan beruntung pada masih baik sama saya 😀

Menitippun buat saya pribadi ada etikanya buat saya. (Mereka = yang dititipi)

  1. Jangan pernah memaksa mereka mencarikan buku yang kamu mau dan HARUS dapat hanya karena kamu melihat buku itu di foto yang tersebar ditempat lain.
  2. Jangan sampai membuat mereka balik, ketempat yang terlewat dan mengambilkan buku tersebut. Kalo eventnya skala kecil sih ga papa (kayaknya), jangan menyuruh tapi bertanyalah apakah mereka yang di TKP akan balik ke tempat tadi. kalo mereka ‘iya’, baru boleh bilang apa maksudmu. Tapi kalo mereka bilang ‘tidak’, itu nasib kita kawan. Jangan dipaksa mereka harus balik, emangnya kita ini siapa… kita itu cuman orang yang kebetulan tidak bisa datang/ malas bagi sebagian orang yang meminta tolong pada orang lain. Kalau ditolak ya, terima aja.
  3. SEGERA BAYAR. Meskipun ga ditagih sekalipun, kalo perlu bayar dimuka (jangan di muka beneran tapi). Mereka bukan tempat pinjam meminjam uang, meskipun bilang nanti pun, kita sendiri harus tanya bisa dibayar kapan tapi jangan sampai mengganggu mereka dengan tanyain totalan tiap jam tiap waktu. Kalian bukan debt collector.
  4. Setelah bayarpun, mereka jangan dicecar dengen pertanyaan “Kapan kirim?”, ” Udah dibungkus belum?” dll. apalagi kalo intensitasnya ngalahin orang bernafas. Kalian kira mereka itu ga punya urusan apa. Cuman ngurusin titipan kita. Mereka juga butuh refreshing, butuh kerja, menghibur diri, makan dll. Jangan kebangetan deh…udah syukur mereka mau dititipin. Untuk ini saya butuh kaca kayaknya. Dari yang dijanjiin akhir bulan ini atau awal bulan depan akhirnya dikirim Jumat (20062016) kemaren hanya karena ga sabar nyusun Alex Rdernya.. dari yang mau dikirim separo akhirnya dikirim semua sekaligus…wahahaha….
  5. Kalo nitip kira-kira, ya. Jangan kayak saya. Nitipnya sampai kurang ajar…syukur deh titipan saya 11-12 dengan yang saya titipi , jadi nggak terlalu malu. Coba kalo ternyata mereka kesana cuman buat nyariin titipan kita. Eh, tapi ada ding…hahaha..aku sendiri sudah seneng hanya dengan beli buku meski bukan buat sendiri. XD
  6. Fokus, tentukan tujuan. lagi-lagi… jangan seperti saya— yang tergoda dengan setiap ada foto muncul. Sampai-sampai malu sendiri mau bilang ‘nitip itu’, ‘yang itu masukin keranjang ya’, ‘ mau dong satu’, dll.

Gitu dulu… abaikan typo, besok dicek ulag dan dipercantik sana sini meski ga ada yang baca.

2 comments on ““Oleh-oleh” dari BBW 2016

  1. Bahahaha yang nomer 4 (ngerasain sampe di-sms dan ditelpon udah kirim apa belum, like the…)
    Ih perhatian deh omway :P. Ntar pas BBW di Solo, gantian aku yang ngerepotin ye, wkwkwkwkwk

    Eniwei, Brandon Sanderson sih ga ada apa2nya bandingin sama Aoyama Gosho. Dikau belum baca JDRobb sih ;P

    Like

    • wahahaha… aku ga bawa2 penulis lain… JP apalagi..sekarang target bookshotnya.. sebulan minimal 4 buku …minimal…meski kurang dari 200halaman… tetep aja ngluarin duit

      Like

Leave a comment