UnWholly (UnWind Dystology#2)

IMG_20160604_103244.jpgBerkat Connor, Lev, dan Risa – dan pemberontakan mereka di Kamp Akumulasi Happy Jack – orang tak lagi dapat menutup mata tentang praktik pemisahan raga.

Pemisahan raga memang dapat membebaskan masyarakat dari remaja bermasalah sekaligus menyediakan organ tubuh yang sangat dibutuhkan untuk transplantasi, namun moralitas perbuatan itu dipertanyakan. Sayangnya, pemisahan raga telah menjadi bisnis besar, dan diminati kekuasaan politik serta perusahaan tertentu, yang bukan hanya ingin melanjutkannya, tapi juga memperluas pesertanya: narapidana dan orang miskin.

Cam adalah produk pemisahan raga; dibuat dari penyatuan organ anak-anak Unwind lain. Dia remaja yang secara teknis tak ada. Frankenstein Futuristik, itu sebutannya. Selagi berjuang mencari identitas dan makna dirinya, dia bertanya-tanya apakah seseorang hasil penyatuan ulang dapat memiliki jiwa. Dan ketika tindakan seorang pemburu hadiah sadis tak sengaja mempererat takdir Cam dengan takdir Connor, Risa, dan Lev, dia juga jadi mempertanyakan apa arti kemanusiaan itu sendiri.

UnWholly merupakan buku pendamping Unwind. Menantang kita untuk mempertanyakan di mana sebenarnya kehidupan dimulai dan di mana kehidupan berakhir – serta apa arti hidup sebenarnya.

Paperback:  528 pages
Published: 12 Mei 2016 by Gramedia Pustaka Utama (first published August 28th 2012)
Original Title: UnWholly
ISBN-10:
ISBN-13: 9786020318073
Language: Bahasa Indonesia
Series: Unwind Dystology #2


Perjuangan mereka terus berlanjut. Dengan menghalangi Kamp-kamp yang ada untuk mengambil anak pungut hingga membajak mobil yang membawa anak-anak persembahan untuk menjalani pemisahan raga. Pihak pemerintahan yang mulai membuka mata dengan keberadaan ‘kuburan’ yang berisi banyak desertir disana. Dan Warga Proaktif sendiri yang mulai menjalankan siasatnya untuk menunjukkan taringnya dimata dunia.

Setelah bertahun-tahun, akhirnya GPU memutuskan untuk melanjutkan seri ini (fyu~~~). Dan mudah-mudahan untuk dua buku selanjutnya juga. Dengan penerjemah yang sama untuk meminimalisir adanya penggantian istilah/ penyebutan hal-hal yang ada di buku ini supaya tidak menimbulkan kebingungan yang kerap terjadi apabila adanya penggantian penerjemah. Mudah-mudahan….. secepatnya mengingat di negara asalnya sendiri sudah tamat dua tahun yang lalu. 😀 #berdoa

Entah kenapa untuk penyebutan seri ini sebagai dystology, sepele tetapi membuat saya penasaran, apakah karena Tetralogi dan Quadrilogi terlalu panjang sehingga dibuat dystopia-logy, yang sempat saya pikir tak akan berbatas seperti Orson Scott Card membangun dunia fiksinya .

A dystopia (from the Greek δυσ- and τόπος, alternatively, cacotopia, kakotopia, or simply anti-utopia) is a community or society that is undesirable or frightening.

-logy (Suffix)

  1. Something said, or a way of speaking, a narrative. Examples: haplology, eulogy, trilogy, apology

Buku yang ditulis dengan cara berganti-ganti karakter utama penceritaan, disusun dengan rapi. Banyak karakter (dan beberapa kejadian) yang diceritakan pada setiap bagiannya sebagai daya tarik seri ini karena kita akan berasumsi tentang hubungan apa yang akan dimiliki bagian-bagian tersebut dengan keseluruhan cerita. Yang semakin lama semakin jelas seiring dengan berlanjutnya cerita.

Jujur, pada awalnya saya membaca seri UnWind, saya sempat merinding mengetahui ide ceritanya, Pemisahan Raga. Cover buku pertamanya pun sedikit membuat saya takut, saya yang melihat darah berceceran saja sudah mual. Beruntung pada kenyataannya, kisah penceritaannya tidak sedalam itu dan masih dalam batas toleransi malah bisa dinikmati sambil makan makanan ringan tanpa rasa mual (INI PENTING!!!).

Buat yang mengharapkan banyaknya aksi yang ada di buku ini, dijamin kalian akan kecewa karena hanya sedikit yang terjadi pada buku ini. Tapi jalan ceritanya sendiri lebih menarik dibandingkan hal tersebut, perkembangan masing-masing karakter yang beranjak dewasa, pemikiran dan sikap yang lebih matang membuat mereka lebih hidup.

Masalah pemisahan raga masih menjadi masalah utama seri ini (tentu saja #plakk) akan tetapi pada buku ini perkembangan cerita beralih ke masalah lain, masalah penyerbuan Polisi Juvey yang tinggal menunggu waktu. Di dalam tempat itu sendiri mulai muncul bibit perpecahan yang berasal dari dalam, mulai dari tipu daya sampai ke pengkhianatan turut mewarnai buku ini. Kisah perjuangan dan jalinan persahabatan yang manis, dibumbui dengan kisah percintaan yang tak banyak diumbar masih menjadi senjata utama seri ini selain gaya berceritanya yang enak dinikmati.

Buku ini berisi sedikit banyak cerita yang sama dengan buku pertamanya, UnWind, tentang penjemputan anak pungut, Starkey yang dijemput untuk menjalani pemisahan raga.  Anak pungut adalah anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tua yang tidak menginginkan mereka di salah satu rumah. Hukum menyatakan bahwa siapapun yang mendapati bayi yang ditinggal di depan rumahnya, diharuskan untuk merawatnya sampai pada hari penyerahan.

Selain itu ada pula anak persembahan, Miracolina, anak kandung yang biasanya diserahkan untuk menjalani pemisahan raga karena yakin dan percaya bahwa itulah takdir mereka. Miracolina percaya bahwa apa yang dia lakukan itu mulia, mulai dari sedari awal bahwa dia dilahirkan sebagai donor sumsum tulang kakaknya yang menderita leukimia dan percaya bahwa pemisahan raga adalah tugasnya selanjutnya.

Ada pula (mantan) polisi Juvey, Nelson yang berniat untuk membalas dendam kepada Connor karena apa yang dia lakukan padanya.

Risa, Hayden dan Trace yang turut membantu perjuangan Connor bertahan dan mewujudkan penghapusan hal yang berkenaan dengan pemisahan raga, karena mereka yakin bahwa mereka juga mempunyai hak untuk hidup secara utuh sebagaimana layaknya anak kandung.

Sedangkan Lev, berada di tempat lain, hidup bersama kakaknya setelah ditolak oleh kedua orang tuanya karena statusnya sebagai penepuk yang tidak menepuk. Dia dan kakaknya – Marcus, turut membantu apa yang diperjuangkan Connor dengan cara yang berbeda.

Cam adalah salah satu karakter baru yang ada pada buku ini, yang kita ketahui bahwa dia adalah hasil dari penyatuan raga yang diambil dari banyak anak yang dijadikan satu secara utuh oleh Roberta, seorang Warga Proaktif.

Original Cover

13545075.jpg

Cover Lainnya

 

3 comments on “UnWholly (UnWind Dystology#2)

  1. hai, 🙂
    sebelumnya, may jujur dulu, baru semalam aku selesai baca unwind, dan bener banget seperti yang kamu bilang, bukunya bisa dinikmati sambil apa aja. dan sekarang, lagi nyari nyari yang jual buku unwholly, karena aku yakin gi gpu udah ngga ada. thanks review nya, jadi bikin tambah penasaran.

    Like

Leave a comment